Laman

Selasa, 27 Oktober 2020

Perjalanan Rasa

loc : Pulau Berhala, Kab. Lingga Prov.Kepulauan Riau
 

Aku percaya, bahwa inti dari rasa adalah hati. kompas hidup terbaik yang Allah berikan kepada manusia. ia bisa hidup, menyala, bergemuruh, mengiba, mengeluh bahkan mati.ahh namanya juga hati, kadang pas kadang berbatas. mungkin saat itu, jarum kompasnya  hati  lagi butuh oli... ahay sejak kapan kompas beroli? mungkin kamu lupa ada pemilik hati. Ia Dzat yang hak kepemilikannya tak terganti, Ego hawaku  yang ingin merajai. Astaghfirullah kepada yang membolakkan hati, balikkan hati kami untuk taat pada Dien ini.

Senin, 02 September 2019

Forest Talk Netizen Jambi


  Sabtu, 31 Agustus 2019

 Actually, blog Saya belum pernah posting review materi apapun sebelumnya. Lebih sering tulisan untuk dinikmati sendiri sebagai reminder.  Menulis juga merupakan leisure  acts yang oke biar waktunya lebih bermanfaat. 

Awalnya Saya tidak menyangka bisa masuk sebagai daftar peserta Forest Talk with Netizen.  Saat dapat konfirm email puji syukur atas kesempatan yang diberi. Profesi  sebagai guru  di Sekolah Alam Al Fath Jambi membuka ruang seluas-luasnya bagi fasilitator untuk belajar. Terlebih acara ini conneted banget dengan kondisi sekarang. Jambi darurat asap !!!

Kali ini postingan Saya sedikit berbeda lah ya, biasanya soal hati doang ;-) (maeppkennnn). Saya akan menulis kesan personal yang Saya dapatkan ikut kegaitan ini. Beruntungnya, Kota Jambi tak seberapa ramai pagi itu dan lokasi mudah dijangkau. Operasi Patuh Lodaya 2019 oleh jajaran Polantas yang membuat sedikit khawatir mengingat jalur yang akan Saya lalui termasuk titik operasi. Alhamdulillah, Hakuna matata... bisa sampai lokasi di Injury time 08.25 :-). 

Yayasan Dr. Sjahrir
 Setiap Sabtu, Saya ada agenda kumpul buat diskusi dengan teman-teman di kecamatan dengan berbagai latar profesi yang berbeda sekitar 8-10 orang jika semua hadir. Kumpul rutin ini bagai candu buat Saya, karena ada banyak topik hangat yang kita bahas. dan Saya sedang berkumpul saat dapat email sebagai peserta acara. Sehingga Saya minta izin pekan berikut untuk ikut acara forest Talk with Netizen. Salah satu teman nanya, siapa yang ngadain? LSM jawab singkat Saya (gak tau aslinya).

Dr Sjahrir adalah ekonom Indoensia di zaman orde baru. Selain itu dunia politik dan akademik juga beliau geluti. Yayasan Dr.Sjahrir didirikan untuk mengingat dedikasi beliau. Yayasan ini konsen terhadap pendidikan, kesehatan dan lingkungan (bisa baca di wikipedia).

Perubahan Iklim 
Climate exchange menjadi issue global saat ini. Terlebih Indonesia sebagai negara yang katanya paru-paru dunia. Tentu acara ini menjadi trending topic yang tak pernah habis dibahas. Paparan   Bu Amanda Katili Niode  membuka mind set Saya tentang perubahan iklim selama ini. Sebagai warga Jambi, tahun 2015 Saya merasakan sendiri bagaimana berbulan-bulan menghirup udara kotor. berhari-hari sekolah diliburkan. Setiap malam mantengin grup whatsapp, menanti info dari pemerintah tentang ISPU dan sekolah yang dioffkan.  

Dari mana emisi berasal ? 
Dari paparan Bu Amanda Saya tertarik dengan topik ini. Di negara berkembang ternyata menyumbang CO2 di atmosfer hingga 61,6%. Pantastis bukan...? dan Indonesia salah satu suplaier GRK (gas rumah kaca) ini dengan seringnya karhutla di musim kemarau. Syeddddih ya....katanya paru dunia.. ;-(. 
Dari banyak paparan pemateri, kesimpulan yang bisa diambil, hampir seluruh kerugian akibat perubahan iklim sumbernya adalah aktifitas manusia. Kerugian pangan, bencana air, masalah kesehatan dan infrastruktur disebabkan aktifitas manusia yang merusak alam.  Tindakan preventif  yang dapat dilakukan adalah upaya untuk mnegurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana (mitigasi). 

Pemateri kedua, Ibu Murni Titi Resdiana , tentang  Pohon dan Ekonomi Kreatif.  Menarik sekali saat materi ini dipaparkan. Bu Titi yang cerdas menjelaskannya dengan lugas. Dukungan terhadap produksi hasil hutan non kayu solusi dari perubahan iklim akibat dari kebakaran hutan lahan.

Saya jadi merefleksi diri, begitu dekat peran Saya sebagai pendidik terhadap maslah perubahan iklim ini. Lantas, mengapa belum banyak yang Saya lakukan sampai saat ini? bukankah Saya ingi di bumi lebih lama, masih ingin bumi ini tetap "hidup".... ahhhh langkah ini harus segera dimulai.

Dedikasi awal ini semoga bermanfaat. Selamat menulis......


Forest Talk with Bloggershttps://biruasaku.blogspot.com/2019/09/forest-talk-netizen-jambi.html

Rabu, 28 Agustus 2019

When I have to learn...





Lok : Danau Lingkat. Lempur , Kerinci


Acapkali semangat dijadikan pemantik saat kita memilih aktifitas tertentu. Kadang diawal ia meletup tak jarang ia  hilang dan terhenti ditengah. Saat ia hilang, kita sedang kehilangan. Kehilangan alasan untuk melanjutkan. Gagal memaknai apa yang harusnya kita capai dari episode yang kita perankan.

Kesinambungan itu adalah nyawa bagi yang hidup. ia menjadi pembuktian eksistensi ada. Permulaan memang penting, tapi melanjutkan jauh lebih penting dari apa yang sudah dimulai. Buat kita yang sedang menuntut ilmu, mengembangkan profesi, menekuni hobi dan keahlian, berbisnis dan menjalani peran di berbagai bidang pilihan.  Fitrah perjalanan manusia seperti komponen mesin yang butuh maintaining. Kadang haus suntikan semangat, lelah yang menyandera dan suasana lainnya merupakan rolling keadaan di atas satuan waktu yang datang silih berganti dari hari ke hari. Temukan alasan sebab kita harus terus melanjutkan apa yang sudah kita mulai. Sometimes I win, sometime I learn…..

Jumat, 05 Juli 2019

C H A N G E S

Sunrise Bumi Berhala

                                                         Sunset view
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Besar, Kami berlindung kepada tuhannya manusia, Raja manusia dan sesembahannya manusia.  Dalam pergantian waktu, seluruh kerajaan langit dan bumi itu dirajai oleh Nya, tiada sekutu bagi Nya. Di atas  fitrah Islam dan agama Nabi kami, Muhammad SAW, ajaran Bapak kami, Ibrahim As.

Perbedaan antar tempat dan luasNya bumi yang Allah ciptakan menjadi sebab orang melakukan Safar . Kali ini berkesempatan mengunjungi sebuah pulau di  Kepri yang cukup jauh dari  kota.  4 jam perjalanan darat  dan 3 jam dengan moda laut.  Kami memilih moda pompong sebagai transport air menuju lokasi. Awalnya speedboat untuk memotong durasi perjalanan. Jumlah orang yang maju mundur syannntiiik akhirnya diputuskan pompong  transport terbaik.

Lagi kami belajar saat safar. Mengatur jadwal melaut tentu tak seperti kita mengatur jadwal pergi sekolah agar tidak terkena macet. Kami harus menunggu waktu yang tepat saat pasang naik agar perahu dapat berlayar. Dan lihatlah, rencana awal melihat matahari terbenam di pantai, kami menikmatinya di atas pompong tepat di tengah laut biru. Bagi pengguna  kendaraan ini, tentu tak spesial rasanya. Dari kami ber-15 orang, 3 jam berlayar dengan kapal terbuka pengalaman pertama.  Ditambah dengan view sunset yang Masya Allah rasanya. Begitu kecilnya terasa dari penciptaan semesta. Dzikir sore yang kami lafazdkan sore itu, rasanya begitu masuk ke hati. Mata boleh takjub, namun hati sebenarnya basah. Di atas pompong  berlayar terombang ambing di laut, terlihat jelas kebesaran Mu. Batas kami hanya mata memandang, dibalik laut itu BumiMu masih ada. Bagaimana jika ini adalah akhir, bagaimana klo tak lagi melihat daratan, dan kami terdampar tak bisa pulang. Hanya bisa pasrah, di tengah ombak yang ditebas, golden hour yang kunikmati dan jiwa yang begitu rapuh. Dalam lirih rintih, Ini waktu yang mustajab untuk berdoa.
" Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal".

#tadabbur#tafakur








Sabtu, 20 Agustus 2016

Pada senja kuceritakan

Hari ini, biarkan hati bercerita kepada senja, bahwa alamat setiap rasa adalah kebahagiaan dan kesedihan. Tak peduli sesederhana apapun itu, tak peduli serumit apapun itu. Walaupun kesedihan mencuri waktu lebih lama dari pada kebahagiaan. Tak heran jika banyak manusia yang ternggelam dalam kesedihannya. Padahal , kebahagian atau kesedihan itu hanyalah selintas rasa yang sekian waktu akan segera berubah menjadi kenangan. Adakalanya kenangan pahit yang menyengsarakan lebih bernilai daripada kenangan manis yang membahagiakan.
Maka, jika boleh menunjuk, sebenar-benarnya rasa adalah rasa yang dirasakan  pada masa setelah mati. Disanalah sebenar-benarnya kebahagiaan dirasakan dan sebenar-benarnya kesedihan ditemukan. Tak lagi selintas, tak lagi selintas dengan begitu cepat. Bahkan ada yang tak merasakan kebahagiaan secuilpun atau kesedihan barang setetes. Benar-benar sejati.

Di senja kali ini, biarkan langit yang membawa kabar, bahwa awalan selalu disempurnakan dengan sebuah akhiran. Dan tentu saja ada jeda yang menjembataninya. Idealnya ketiga hal  dijalankan dengan penuh kebaikan. Jika tidak, pastikan  berakhir dengan kebaikan. Sebagaimana hidup manusia harus disempurnakan dengan kematian. Tak salah jika keutamaan hidup adalah memastikan mati dalam keadaan khusnul khatimah. Karenanya, kita tidak boleh berlama-lama dalam keburukan dan kemaksiatan.


Di penantian tenggelamnya matahari ini, biarkan rumput menari diriak aliran sungai, bergoyang didesau angin tepi sungai belakang rumahku, menangis diinjaki kaki atau menghilang perlahan ditelan kerbau-kerbau gembalaan. Tak usah didiamkan, dia akan mati dengan sendiriya. Selayaknya hidup dan kehidupan, tak usah khawatir dengan segala ujian. Tak perlu takut dengan cobaan yang beragam rupa. Kecil atau besar, yang hidup pasti akan mati bukan. Terima saja. Jalani saja dengan sebijak mungkin, dan beri makna dalam tiap episodnya. Agar bisa meninggalkan kemanfaatan. Agar bisa berjejak dalam ketiadaan. Jelang senyap  gelap ini, mari dengarkan harmoni kehidupan dengan syahdu. Setiap orang punya irama masing-masing, kadang sama, tak jarang berbeda. #ujungnya tak nampak namun akhirnya ada #catatan menata hati

Sabtu, 30 Juli 2016

Super Provokatif...

Motivasi itu seperti mandi
Bila ingin selalu termotivasi maka rajinlah mandi (heheh..)

Terkenang pesan singkat senior kuliah sewaktu di kampus dulu. Entah di mana letak hubungannya. Aku sendiri menyukai redaksinya karena sangat provokatif. Ia seperti bara yang membuat amal terasa hidup dan menyala. Motivasi dan optimis; rasanya 2 hal ini memiliki sebab akibat. Keduanya berbanding lurus. Seperti halnya usaha= hasil. Hmmmm, kembali teringat pesan singkat sang guru kehidupan dalam majelis pekanan...

tetaplah kokoh meski tak mudah
tetaplah tersenyum meski tak indah
teruslah berharap meski fakta nampak payah
tetaplah  tenang meski alam semakin goyah
dan ...
tetaplah semangat karena tak akan pernah ada yang bisa memastikan hidup ini tanpa masalah.
berharap dan bergantunglah kepada Allah Azza wajalla karena Dia tak kan pernah buat
hatimu kecewa dan terluka.

#energi yang harus selalu ada bernama semangat
#optimis itu harusnya tidak boleh terkikis walau selapis

Jumat, 06 Mei 2016

Perjalanan...

Banyak hujjah dan kisah mengenai perjalanan. Kita menikmatinya dalam banyak sebutan dan sebab. Ada yang karena menuntut ilmu, mencari rizki, mendampingi suami/istri, tugas kantor atau karena liburan bahkan mungkin pelarian (kabur). Bukan karena alasannya, tapi bagaimana kita mengambil hikmah setiap jengkal dari kilometer yang kita lewati sebagai pelajaran. Tentang kebesaran Allah, sejarah, energi silaturahim, keberkahan usia, teknologi, visi dan obsesi. tidaklah sama antara orang-orang yang berdiam diri di negerinya dengan orang-orang yang membagi usianya dengan mengunjungi banyak tempat. #catatan mengunjungi Geopark-Merangin