Selasa, 7 April 2015
Kali ini edisi cerita pindahan kos baru. Sejak kuliah sampai sekarang,budaya perantau menghuni kos-kos an. Pindah kos dilakoni sudah 4 kali sejak kuliah dulu. Terlama 3 tahun saat di wisma Rafa. Selebihnya, berpindah-pindah bergantung jarak rumah dengan tempat kerja.
Pekan ini aku harus pindah, karena teman se rumahku dapat dinas di pulau Jawa;kampungnya.Dengan banyak pertimbangan, akhirnya kuputuskan tingal bersama ibu temanku. Ia seorang diri, karena ke tiga anaknya sudah berkeeluarga dan memiliki rumah. Pindah kali ini cukup menyita energiku, karena jadwal ngajar yang padat, sehingga angkut barang baru bisa dilakukan setelah beberapa hari aku pindah. Masalahnya belum usai sampai di sini. Selanjutnya, aku cukup dibuat pusing dengan banyaknya daun pintu rumah nenek (red ibu kos ). Bayangkan tiap pintu dengan kunci atas bawah, beberapa berlapis dengan pintu terali, 1 pintu dengan 4 kunci /gembok. Aku harus bersiap lebih pagi dari biasanya ke sekolah karena urusan buka dan tutup kembali pintu, garasi, gerbang garasi dan pagar. Tentu daun-daun pintu tersebut tak dapat dibuka tutup tanpa anak kunci yang benar, Subhanallah, aku bersyukur karena kemampuan mengingat yg cukup baik.
Anak kunci dan gembok adalah 2 elemen yang berbeda namun tujuannya sama, menutup pintu dengan rapi untuk keamanan. Rumah yang terkunci dengan gembok hanya dapat dibuka dengan anak kunci yang benar. Jika jodoh adalah daun pintu hati yang terkunci, maka pembukanya adalah anak kunci yang tepat. Anak kuncinya tak dijual di seluruh toko di mana pun. Yang dapat membukanya pun sang pemilik hati, bukan tukang kunci ;-).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar