Tulisan diposting kala jutaan kubik tetesNya jatuh tanpa mengeluh.28 Oktober, Hal yang paling dirindukan 3 bulan ini; Hujan. Bencana kabut asap di pulau Sumatera dan Kalimantan tidak hanya mengantarkan banyak pasien ke puskesmas dan rumah sakit , namun juga sekolah tiap satuan pendidikan yang diliburkan. Kalender akademik yang sudah didesain awal semester ganjil berubah . Tiap malam, guru berjaga menunggu konfirmasi dari Diknas dan UPTD terkait ISPU untuk kemudian diforward ke wali murid. Sungguh, 3 bulan lamanya menghirup udara berbahaya ( ISPU fluktruatif tiap harinya di atas 300), berbagai upaya baik oleh komunitas, lembaga swasta dan pemerintah menggelar istisqo di lapangan-lapangan besar dan ratusan ribu masker dibagikan tiap harinya.
|
kabut tebal yang menyelimuti Kota Jambi selama 3 bulan lebih |
|
udara kotor yang setiap hari terhirup= 10 batang rokok |
|
Istisqo SA Al Fath Jambi 2 hari sebelum hujan turun |
28 Oktober, aku ingat sekali. Riuh gemuruh tetesNya jatuh tanpa mengeluh.Menemui rinduku dan seluruh penduduk di Kota ini. Kupeluk tetes pertamanya, tak peduli zat beracun berbahaya masuk ke partikel darah. Aku senang dan bersyukur. Dalam dekapan hujan , kubisikkan doa moga hujan ini bermanfaat bagi manusia, hewan dan tanaman di bumiNya. Tak kuhirau, jutaan kubik tetes yang jatuh itu buat kepala sakit dan mata perih. Sungguh aku tak takut. Allahumma shoyyiban naafi'aa. RahmatMu ya Robb menemui kami di akhir Oktober.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar